Selasa, 02 September 2014

Hippies dan Psychedelic



 Hippies merupakan budaya yang berkembang di Amerika Serikat pada tahun  1960-an dimana pada tahun tersebut banyak gejolak diberbagai bidang di dalam masyarakat Amerika Serikat. Generasi  muda saat itu kontra dengan  nilai-nilai konservatif  yang dianut oleh Amerika Serikat. Era ini dipenuhi dengan pemberontakan dan revolusi, Generasi yang terlahir di akhir perang dunia, Menikmati dunia yang penuh polutan pertarungan ideologi. Era tersebut ditandai oleh puncak ketegangan Perang Dingin antara Blok Barat dan Blok Timur.Proxy war antara kedua blok ini pecah dalam tirai revolusi Dunia Ketiga. Bahkan nyaris menyeret dua super power beradu arsenal nuklir. Diawali dengan krisis politik di Indo-China setelah dekolonialisasi Perancis pada akhir 1954. Pecah menjadi perang paling brutal setelah perang dunia kedua. Ratusan ribu anak muda generasi Baby Boomer dikirim Amerika Serikat dan sekutunya menghadapi kekejaman perang gerilya di belantara Vietnam. Efek perang Vietnam tersebut mengubah tatanan sosial dunia khususnya di Amerika Serikat. Lahirnya perlawanan kaum muda melalui sub-kebudayaan Hippies menjelma menjadi gerakan “Generasi Bunga”. Semboyan “flower and rock ‘n’ roll,” merupakan ekspresi perlawanan terhadap tatanan sosial era Perang Dingin. DanRock ‘n’ Roll menjadi salah satu ritual ekspresi anti perang.[1]
Awalnya, kelompok ini hanya merupakan kelompok gerakan sosial, yang dapat juga disebut alternative social movement karena cara mereka yang hidup terpisah dan ingin membedakan dirinya dari masyarakat umum. Lebih jauh, lagi gerakan tersebut semakin kearah politis, yakni mengubah seperangkat kebiasaan-kebiasaan individu seperti melestarikan lingkungan dan tidak makan daging. Perubahan-perubahan ini diharapkan teragregasi menjadi perubahan luas di masyarakat, yang juga dapat disebut reformative social movement. Tahap politisasi gerakan sosial lebih jauh, yang akan dibahas mendalam pada bagian selanjutnya, mengarah pada bagaimana kelompok hippies ini berperan mengampanyekan perdamaian.[2] Kita ketahui sekarang motif fashion yang digunnakan kaum Hippies dominan dengan bunga-bunga, mandala, dan warna-warni. Hippies merupakan counter-culture yang memiliki pengaruh pada masyarakat.  Kebiasaan kaum hippies dengan sex bebas, penggunaan obat-obatan, marijuana, dan LSD ( Lysergic Acid Diethylamide)[3], dan mengekspresikan diri lewat music.[4] Kemudian muncul istilah Psychedelic , ketika kaum hippies menggunakan benda-benda yang menghasilkan halusinasi dan hilang kesadaran.
Psychedelic sendiri mememiliki definisi dari bahasa Yunani yang artinya psycho/pikiran/jiwa/mental dan delic yang artinya memanifestasikan /mewujudkan /merealisasikan, simgkatnya psychedelic manifestasi jiwa yang mana hal ini digunakan  menggunakan obat-obatan, ganja, dan benda-benda yang menghasilkan halusinasi. Hippies menggunakan benda tersebut dan mendengarkan musik psychedelic memberikan efek imajinasi penuh dengan warna-warni dan efek euphoria. Secara konseptual jiwa seni ini ialah menghubungkan kepada pergerakan  modern yang berhubungan dengan perasaan yang diakibatkan oleh pengaruh obat bius. Tujuannya untuk menyampaikan perasaan pengalaman jiwa yang sebenarnya palsu. Abrams adalah  bapak seni psychedelic yang pada tahun 1960  membuka “Coda Galeri”, dan pada tahun 1965 menjadikan New York sebagai pusat kesenian psychedelic pertama dunia. Selain melukis, Abrams juga menciptakan bentuk seni lain dengan menggunakan media yang berbeda, seperti patung, video, film, animasi, komik dan seni pertunjukan. [5]Komunitas hippie mempelajari seni alternatif seperti teater jalanan, musik folk dan psychedelic ock. Para disainernya otodidak dan klien mereka  adalah group rock dan promotor tari-tarian dan musik  bersuara keras menggunakan teknik pencahayaan  berkilau dan warna-warni yang dipantulkan/disiramkan ke seluruh panggung dan penyanyinya.
Gaya psychedelic yang pada mulanya dijadikan “jati diri” dan simbol anti kemapanan dan perlawanan kawula  muda Amerika Serikat terhadap kebijakan politik di negaranya tahun 1960an, pada akhirnya menjadi sebuah penanda  jaman. Gelombang “zeitgeist”. Psychedelic merupakan aliran seni yang kental pada musik, rupa dan lain sebagainya. Awal tahun dari 1970s para pemasang iklan  menggunakan seni psychedelic untuk menawarkan  dan menjual barang konsumsi dengan tak habis- habisnya. Mulai dari produk rambut, mobil, rokok,  dan bahkan warna rumah menjadi tindakan pseudurebellion, semuanya berwarna-warni penuh semangat. Pergerakan seni psychedelic telah pula  sampai pada para pekerja dan seniman, para  perancang, dan para penulis, hingga mencapai suatu  derajat tingkat yang mengejutkan pada titik difusi budaya  Seni psychedelic merupakan kode visual yang  dengan bentuk simbolismenya mampu menarik  perhatian untuk membaca pesannya, baik dengan  mata telanjang atau dengan bantuan narkotika, untuk  menjadi suatu komunitas legal dari gerakan bawah  tanah.[6] Walaupun psychedelia memakai face  secession lokal, ornmen Art Nouveu, simbol-simbol  dan tipografi Victorian; karya yang diilhami oleh  obat-obatan dan ciri iconography, ini merupakan  gaya grafis Amerika yang khas[7], sehingga dimanapun karya ini dibuat dan  dihasilkan orang cenderung mudah mengidentifikasi  melalui elemen-elemen visualnya.  Jadi Hippies merupakan faktor besar terhadap kemunculan seni Psychedelic , yang akhirnya budaya dani aliran seni ini meluas ke penjuru dunia dengan sloogannya tentang perdamaian, seks bebas, obat bius, ganja, ataupun benda yang menghasilkan halusinasi.


x

[3] L. O’Neill “The Counter-Culture”, dalam William H. Chafe and Havard Sitkoff (eds.)., A History of Our Time: Readings on Postwar America. New York, 1983, hlm. 265.
[5] Grogan, Paula,  Psychedelic Art Exhibition  Investigates 'The Shape Of The Mind', Issue  NO. 33/2006 / May/18, 2006
[6] Baskoro Suryo Banindro, Gaya Psychedelia Counter Culture Amerika Serikat Komodifikasi Indonesia Kini (Universitas Kristen Petra Surabaya, 2009)
[7] Heller, Stephen & Fink, Anne. (1999). Less Is More:  The New Simplicity in Graphic Design.  Cinncinati, Ohio: North Lights Books.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar